Shalat Tarawih adalah salat sunnah yang dilakukan
khusus hanya pada bulan ramadan. Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama’
dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk
istirahat". Waktu pelaksanaan salat sunnat ini adalah selepas isya, shalat
ini bisa dikerjakan sendiri maupun berjamaah, tetapi kebanyakan orang
mengerjakannya secara berjamaah.
Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa Aisyah R.A.
isteri Nabi Muhammad berkata, "Rasulullah selalu mengerjakan salat (malam)
pada waktu antara selesai salat isya', yang disebut orang "atamah"
hingga fajar, sebanyak sebelas rakaat." [H.R. Muslim].
Ada
perbedaan pendapat tentang jumlah rakaat pada
shalat tarawih. Sebagian pendapat mengatakan delapan rakaat, Ada pula yang
mengatakan dua puluh rakaat. Namun Sayidina Umar melaksanakan shalat tarawih
dua puluh rakaat seperti yang dikerjakan oleh ulama salaf Imam Syafii.
Cara mengerjakan shalat tarawih sama
seperti mengerjakan shalat yang lain, yaitu dimulai dengan niat dan diakhiri
dengan salam. Shalat tarawih berjumlah 20 rakaat dan dikerjakan masing-masing
dua rakaat dengan satu salam. Jadi apabila kita mengerjakan shalat tarawih 20
rakaat maka terdapat 10 salam di dalamnya, baik shalat itu dilakukan secara
berjamaah maupun sendirian.
Niat Shalat Tarawih
Semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati.
Melafalkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tidak harus melafalkan niat.
Namun sebagian ulama selain madzhab Maliki, menjelaskan hukum melafalkan niat
adalah sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.
Sedangkan dalam madzhab Maliki, yang terbaik adalah
tidak melafalkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam.
Dalam
madzhab Syafii, niat shalat tarawih sebagai makmum dilafalkan sebagai berikut: أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ
رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
(Usholli sunnatat taroowihi rok’ataini ma’muuman lillahi
ta’aalaa)
Artinya: “Aku niat sholat sunnah tarawih dua rakaat
sebagai makmum karena Allah Ta’ala”
Sedangkan niat shalat tarawih sebagai imam lafadznya
sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلَّهِ
تَعَالَى
(Usholli sunnatat taroowihi rok’ataini imaaman lillahi
ta’aalaa)
Artinya: “Aku niat sholat sunnah tarawih dua rakaat
sebagai imam karena Allah Taala
Keutamaan Shalat Tarawih:
1. Diampuni Allah
Secara khusus, shalat tarawih yang dikerjakan
dengan ikhlas akan mendatangkan ampunan dari Allah Subhanahu wa Taala.
Dosa-dosa terdahulu akan diampuniNya sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa bangun pada malam bulan Ramadhan karena iman
dan mengarapkan perhitungan dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu.” (HR. Muslim)
2. Sholat Sunnah Paling Utama
Shalat tarawih disebut juga sebagai qiyamu
Ramadhan. Ia adalah shalat malam pada bulan Ramadhan. Karenanya, ia juga
memiliki keutamaan shalat malam pada umumnya sebagaimana sabda Rasulullah:
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ قِيَامُ اللَّيْلِ
“Shalat yang paling afdhol setelah shalat fardhu adalah
shalat malam” (HR. An Nasa’i)
3. Kemuliaan dan Kewibawaan
Orang yang shalat malam, termasuk shalat tarawih,
akan dianugerahi Allah kemuliaan dan kewibawaan.
وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْـمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ
“Dan ketahuilah, bahwa kemuliaan dan kewibawaan seorang
mukmin itu ada pada shalat malamnya” (HR. Hakim; hasan)
4. Kebiasaan Orang Shalih
Sholat malam merupakan kebiasaan orang-orang
shalih terdahulu. Maka siapa yang mengerjakannya, ia pun dicatat sebagai
orang-orang shalih sebagaimana mereka.
“Biasakanlah dirimu untuk shalat malam karena hal itu
tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus
dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)
Penulis: Afnidar
& Miftahul Jannah
Editor : Nadia Ulfa
Post a Comment