Masjid ini pernah dihancurkan ketika Perang Aceh pada 1873. Akan tetapi, Mayor Jenderal Vander yang bertugas sebagai Jenderal Militer pada saat itu, menyadari nilai dan kepentingannya pada masyarakat Aceh sehingga membangunya kembali pada 1879. Kini, Masjid Agung Baiturrahman terletak di pusat kota Banda Aceh itu mudah ditemukan dari jauh karena ditandai menara setinggi 35 m, 7 kubah besar dan 7 menara masjid.
Kini, masjid yang berlokasi di pusat Kota Banda Aceh tersebut tampil dengan wajah baru yang lebih indah bak Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Serupa masjid di kota suci tersebut, di halaman masjid raya Baiturrahman pun terdapat payung-payung elektrik raksasa yang akan memberi keteduhan bagi jemaah saat hujan maupun dari terik matahari.
Payung-payung elektrik menggantikan hamparan rumput hijau yang dulu tumbuh di pekarangan masjid. Selain itu, ada juga kolam berbentuk persegi panjang di depan masjid menambah nuansa segar dan sejuk.
Namun, sebelum melangkah ke teras masjid, para pengunjung harus melepas alas kaki dari gerbang. Itu dilakukan untuk menjaga kesucian, serta menjaga kebersihan lantai masjid sebagai tempat bersujud kala salat. Bagi anda yang membawa kendaraan, terutama roda empat untuk berkunjung ke masjid ini, bisa memarkirnya di area sekitar atau di tempat parkir khusus di bawah tanah (basement).
Tempat parkir di basement itu merupakan salah satu pembaharuan yang dilakukan pada Masjid Raya Baiturrahman pascatsunami. Di area parkir bawah tanah yang dapat menampung puluhan mobil itu juga terdapat area drop-off, sehingga pengunjung bisa langsung turun dan masuk ke lobi masjid dari lantai bawah.
Menuju area tempat wudhu, para pengunjung yang baru pertama kali ke sana akan terkesima dengan lorong bawah tanah berlantaikan marmer dengan cahaya lampu kuning. Demikian juga di area tempat wudhu yang lantai maupun dindingnya terbuat dari batu marmer. Menuju lantai atas untuk masuk ke dalam masjid dari lantai bawah, pengunjung harus berhati-hati karena mesti menggunakan ekskalator tanpa alas kaki.
Penulis : Cut Sira Novita
Foto : Maulaya Zahra
: Nurfarhati Mukarramah
Post a Comment