sumber:Anggi Rezza Priyanto
Mulai
sejak dibuka pukul 08.30 hingga pukul 18.00 WBB kawasan hutan mangove yang
terhampar luas ini sudah dipadati masyarakat, tidak saja masyarakat lokal di
sekitar lokasi, melainkan dari luar kota juga tidak mau ketinggalan ingin
menyaksikan keindhanan wisata mangrove di Kabupaten Langkat ini. Pengunjung
wisata mangrove ini yang paling ramai pada hari-hari libur, para pengunjung
tampak masih terlihat ramai terutama pada siang hari menjelang sore hari.Mulai
anak-anak remaja, pemuda sampai kepada orangtua terlihat berduyun-duyun membawa
sanak keluarga mereka untuk menikmati keindahan wisata mangrove.Disebutkannya,
konsep awal pengembangan hutan mangrove lebih memfokuskan untuk menghijaukan
kembali kawasan hutan bakau yang telah punah dirambah secara liar oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.Salah satu yang membuat
pengunjung betah dan berlama-lama di wisata mangrove ini warga bisa
mengelilingi kawasan hutan dari ujung ke ujung menikmati keindahan pesona
keindahan hutan bakau dengan menggunakan perahu sederhana, harganya juga tidak
terlalu mahal berkisar Rp 20.000 per perahu.
Sesekali kita bisa melihat
monyet-monyet kecil bermain dari satu ranting ke ranting lain. Selain pesona keindahan alam yang indah dan masih alami,
wisata mangrove Lubuk Kertang juga memanjakan para pengunjung dengan berbagai
aneka kuliner khas masyarakat Lubuk Kertang.Untuk memasuki kawasan hutan
mangrove ini setiap pengunjung dikenakan biaya tiket per orang berkisar Rp
2.000.Untuk menuju ke kawasan wisata mangrove di Desa Lubuk Kertang bisa
menggunakan transportasi apa saja, mulai sepeda motor, mobil pribadi, bus
wisata, taksi dan lain-lain. Ongkosnya tidak terlalu mahal.Jarak tempuhnya dari
Pangkalanbrandan kira-kira 35 kilometer. Wisata mangrove Lubuk Kertang ini
memang sangat cocok untuk dijadikan tempat menghabiskan waktu liburan bagi
keluarga.Pesona alamnya indah, kawasannya sangat luas. Pepohonan bakaunya
terlihat begitu subur dan banyak lagi yang kita bisa nikmati, pokoknya asyiklah
berlibur di hutan mangrove ini.
Penulis: Gilang Rizky Ramadhan
foto: Anggi Rezza Priyanto
Post a Comment