Masjid ini memang dijadikan pusat kegiatan bagi jamaah Al-Jamiatus Shamadiyah, namun selain masjid ini ada setidaknya 104 cabang yang tersebar di 70 Masjid dan 34 Musholla di sekitar provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Masjid Raya Pase sendiri juga menjadi sebuah simbol kejayaan dari kemegahan kerajaan Islam Pase. Masjid ini juga digunakan sebagai suatu simbol penyebaran Islam dan Legitimasi kepada agama islam untuk memperteguh eksistensi dan juga memperkuat pengabdian umat.
Masjid Raya Pase Aceh Utara pertama kali didirikan atas gagasan yang dimiliki oleh seorang tokoh masyarakat bernama Muhammad Ansari, atau biasa dikenal dengan julukannya Harun Kumis, pada tahun 1972. Sebelum bangunan masjid ini didirikan, di Kota Pantonlabu sudah berdiri sebuah musholla kecil hasil swadaya masyarakat yang didirikan pada tahun 1950-an, bernama Al-Jihad, dengan konstruksi yang semi permanen. Masjid Al-Jihad tersebut berlokasi di jalur sungai Krueng Jambo Aye, 50 meter-an dari Polsek Tanah Jambo Aye
Karena perkembangan agama Islam di wilayah Pase, Aceh Utara semakin meningkat, para jamaah yang hadir ke Masjid Raya Pase, Aceh Utara juga semakin bertambah. Hal inilah yang kemudian memaksa para pengurus dan masyarakat sekitar untuk memperluas bangunan masjid, agar dapat menampung lebih banyak jamaah. Perluasan pertama dilakukan pada tahun 1984, dan selesai di tahun 1986 dengan menghabiskan dana sekitar Rp. 70 juta. Pada perluasan pertama, bangunannya diperluas ke samping kiri 15 x 15 meter, kesamping kanan 15 x 15 meter, ke bagian depan 14 x 20 meter, dan turut dibangun pula sebuah kantor pengurus yang berukuran 3,2 x 6,8 meter.
Bangunan Masjid Raya Pase Aceh Utara didirikan pertama kali pada tahun 1972. Semenjak pertama kali dibangun hingga saat ini, Masjid Raya Pase menjadi sebuah pusat kegiatan bagi jamaah Al-Jamiatus Samadiyah. Jadi jangan heran jika pada setiap malam Sabtu, bangunan Masjid Raya Pase Aceh Utara akan selalu sesak oleh ratusan bahkan ribuah jamaah Samadiyah yang berkumpul bersama dan berdzikir tahlil secara berjamaah.
Penulis : Cut Sira Novita
Foto : Nurfarhati Mukarramah
Monday, May 20, 2019
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment